Sunday 26 October 2014

MOBIL SERBA RAMAH

October 25, 2014 by Tia Esha Nombiga


Mobil Serba Ramah (taken by @kisty_zara)

Gue punya cerita unik sewaktu gue masih magang kuliah di kawasan Gunung Putri, Bogor. Saat itu, jam tangan gue sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, tandanya jam pulang kantor telah tiba "Hore Hore Hore". Gue pulang dengan muka lusuh dibalut masker yang sengaja gue pakai selama perjalanan pulang, disamping buat nutupin muka dari serbuan debu ganas khas Gunung Putri yang merupakan asal-usul penyebab kenapa muka gue jerawatan, sekaligus buat nutupin muka gue disaat gue tiba-tiba pengen ketawa sendiri jikalo teringat sesuatu momen lucu. Seperti biasa, gue selalu pulang bareng temen gue yang rumahnya kebetulan satu arah sama gue menggunakan jasa angkot ugal-ugalan, seruduk sana seruduk sini, tak lain tak bukan angkot no 38. Sebut saja dia Kisty. Gue sama kisty selalu nyari topik-topik konyol selama di perjalanan. Apapun itu yang kita temui di dalam angkot selama mengundang tawa, pasti selalu kita bikin lelucon untuk mengurangi kebosanan kita selama perjalanan karena Gunung Putri merupakan daerah yang terkenal macet. Benar sekali, setelah setengah jam merasakan macet yang tak kunjung kelar, seperti penyusunan kabinet menteri Jokowi yang tak kunjung kelar juga, ada sesosok baja berjalan yang mengusik penglihatan seisi angkot, termasuk kami. Yap.. kami berpapasan dengan sebuah mobil unik. Kenapa unik? Dibilang mobil bukan, tapi gak dibilang mobil juga bukan. Dan baru pertama kali gue ngeliat ada sopir mobil tapi pake helm, selain mobil balap tentunya. Menurut gue, ini adalah penemuan teknologi transportasi terbaru, dimana mobil tidak lagi memerlukan atap sebagai penutup dan pintu untuk masuk ke dalam mobil. Cukup praktis bukan? Hanya membutuhkan ban, setir, dan tempat duduk pastinya. Ya bisa dibilang mobil ini serba ramah. Ramah kantong dan ramah masyarakat.
"Kenapa disebut ramah kantong???"
"Setelah melihat wujud mobil ini, bisa disimpulkan bahwa pembuatan mobil ini hanya memerlukan jumlah bahan baku yang lebih sedikit daripada mobil pada umumnya. Bayangin, untuk membuat mobil ini tidak memerlukan atap, kaca, spion, pintu, dan body. Ramah kantong bukan? Di samping itu, pemilik juga diuntungkan karena pastinya biaya perawatan yang relatif rendah."
"Terus kalo hujan gimana?"
"Di dalam mobil tersebut pasti udah disediain jas hujan, gak liat sopirnya pake jas hujan?"
"Yaahh mendingan naik motor, ketawan lebih murah."
"Kuota penumpang maksimal buat naik motor berapa sih gue tanya? Paling mentok 3 orang kan. Itu juga kalo yg naikin terong-terongan sama cabe-cabean. Kalo yang naik orang normal dan patuh lalu lintas, maksimal cuma bisa 2 orang. Coba lihat mobil ini? Space di belakang dan samping sopir masih lega kan. Ya bisa lah buat bawa satu gang kalo mau kondangan daripada nyarter Opletnya Babe Sabeni, bayar mahal, nyampe kaga, suruh dorong iya gara-gara mogok."
"Iya juga sih, terus maksudnya ramah masyarakat?"
"Bayangin kalo yang naik mobil itu adalah presiden, pejabat atau seleb, mereka bisa sekalian "Say Hi" sama penggemar-penggemarnya karena ruang mereka untuk berekspresi terbuka lebar. Mereka tak perlu lagi repot-repot membuka kaca mereka hanya untuk sekedar Say Hi. Cukup duduk santai dan pasang muka ramah seramah ramahnya, bahkan kalo perlu ngeluarin senyum pepsodent tanpa perlu repot memencet tombol buka tutup jendela kaca"


Sebenernya gue gak paham, ini merupakan teknologi transportasi terbaru atau emang mobil ini abis kecelakaan, yang mana bodynya pada lepas semua. Atau bisa jadi si sopir mau ke kantor pusat Transcorp untuk ngedaftarin mobilnya masuk ke dalam nominasi 7 mobil terunik di dunia, entahlah, hanya sopir dan Tuhan yang tau...

0 komentar:

Post a Comment