Wednesday 15 October 2014

KITA "KISAH NYATA": ANNE FRANK, DIARI KORBAN HOLOKAUS

October 14, 2014 by Tia Esha Nombiga

Selamat pagi blogger (anw gue menulis cerita ini di pagi hari)! Semoga hari kalian selalu menyenangkan yaa :)

Dikarenakan akhir-akhir ini gue lagi tertarik sama seorang gadis remaja yang mencurahkan isi hatinya selama dia hidup dalam sebuah buku diary yang dia beri nama “Kitty” dan itu yang membuat dia terkenal sampai saat ini. HEHEHE jadi inget Hello Kitty di sinetron (read: sebutan perebut suami orang) tapi ini sama sekali gak ada hubungannya dengan Hello Kitty yang menurut gue itu sangat absurd dan lebay. Memang buku diarynya terkenal setelah dia wafat tapi berkat buku diarynya lah yang membantu sejarahwan mengungkap detil demi detil kekejian Adolf Hitler dalam menyingkirkan kaum yang dianggap sampah yaitu kaum Yahudi yang kita sebut dengan peristiwa Holocaust.

Anne Frank (1929 - 1945)
Kalian yang suka sejarah pasti tau cerita demi cerita dibalik Perang Dunia II yang berlangsung pada tahun 1939 – 1945, dimana pada perang tersebut, Jerman yang telah mengalami kekalahan pada Perang Dunia I melakukan invasi besar-besaran untuk melawan sekutu yang pada akhirnyalah membuat Jerman menyerah pada tahun 1945. Sebelumnya gue ceritakan sedikit mengenai Adolf Hitler karena beliau memiliki hubungan yang erat dengan gadis remaja tersebut. Adolf Hitler adalah mulanya seorang seniman (pelukis) yang berasal dari Austria yang pada akhirnya memutuskan  untuk membanting stir memasuki dunia militer dan politik karena sesuatu hal. Kehidupan beliau mulai memburuk setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya sehingga membuat beliau menjadi tunawisma. Saat itulah beliau melihat bahwa dunia itu tidak adil dan merupakan awal mengapa beliau sangat membenci kaum Yahudi karena pada saat itu kaum Yahudi sedang dalam masa kejayaannya, dimana kaum Yahudi hidup dengan sejahtera dan berlimpah harta. Kemudian beliau bergabung dengan militer dan politik Jerman yang membuat beliau menjadi orang yang paling berpengaruh di Jerman pada saat itu. Beliau sempat menjabat menjadi Fuehrer dan Kanselir Jerman serta bergabung dengan sebuah partai yang sering kita kenal dengan Partai NAZI yang menggunakan lambang Swastika. NAZI adalah sejarah kelam bagi masyarakat Jerman, jadi buat agan dan sist yang lagi berkunjung ke Jerman, jangan sekali-kali agan dan sist menyebut-nyebut kata NAZI, bisa dikeroyok satu negara HEHEHE Ini Serius!!!

Oke kita kembali ke gadis remaja itu yaa... Dia bernama Annelies Marie Frank atau yang biasa dikenal Anne Frank, adalah seorang anak perempuan keturunan Yahudi dari pasangan Otto Frank dan Edith Frank Hollander lahir di Frankfurt am Main, Jerman pada tanggal 12 Juni 1929 dan wafat pada tanggal 15 Maret 1945 di sebuah Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen yang dibangun oleh Adolf Hitler di Lower Saxony, Jerman selama kekuasaannya untuk menyingkirkan kaum yang dianggap sampah tersebut. Anne Frank wafat karena penyakit tifus yang menggerogoti tubuhnya (gak kebayang gimana tersiksanya dia, lagi sakit tifus tapi dibiarkan begitu aja di sebuah bangunan yang berisi orang-orang sekarat yang pastinya sangat kotor dan tidak sehat) :(

Anne Frank ini bisa dibilang hidup dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya bekerja di sebuah perusahaan di Amsterdam yang memproduksi selai bernama Dutch Opekta Company sebagai direktur. Anne Frank memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Margot Frank yang terpaut 3 tahun lebih tua. Kehidupan masa kecil Anne dan Margot awalnya baik-baik saja sampai pada akhirnya Jerman membuat peraturan khusus untuk kaum Yahudi, dimana kaum Yahudi diberi lencana berbentuk bintang berwarna kuning yang menandakan bahwa pemakai lencana tersebut adalah seorang Yahudi. Kaum Yahudi pada saat itu tidak diperbolehkan pergi ke bioskop dan tempat hiburan, memakai kendaraan pribadi ataupun umum, menggunakan jalan raya, dan tidak diperbolehkan berkeliaran dari pukul 8 malam sampai 6 pagi. Kondisi tersebut yang membuat Anne Frank pindah dari sekolah biasa ke sekolah khusus kaum Yahudi. Saat itulah merupakan saat yang paling menyedihkan yang dialami oleh Anne Frank karena ia harus berpisah dengan teman-temannya dan berpindah tempat tinggal ke negeri Belanda karena keluarganya termasuk ke dalam daftar incaran Tentara NAZI untuk dimusnahkan. Keluarga Frank berharap Belanda akan melindungi mereka namun akhirnya Jerman mulai menduduki Belanda yang membuat Belanda menyerah. Masa remaja Anne Frank yang seharusnya diisi dengan bermain-main bersama teman sebayanya harus diisi dengan ketakutan, kecemasan serta kewaspadaan yang selalu menghantui dia. Karena pemerintah NAZI mulai menggembor-gemborkan bahwa mereka akan memusnahkan kaum Yahudi, Otto Frank mulai membuat rencana untuk melarikan keluarganya. Namun semua rencananya berubah ketika Margot Frank mendapat Surat Panggilan Kamp Konsentrasi dan Sel Tahanan pada tanggal 8 Juli 1942. Otto Frank dan teman bisnisnya yang bernama Hermann van Pels membuat rencana, sementara Anne dan lainnya berkemas. Pada tanggal 9 Juli 1942, Keluarga Frank meninggalkan apartemennya yang mewah untuk bersembunyi dengan meninggalkan kesan berantakan bahwa mereka pergi secara tiba-tiba ke Swiss. Karena kaum Yahudi tidak diperbolehkan menggunakan jasa angkutan, maka mereka berjalan kaki beberapa kilometer dengan menggunakan beberapa lapis baju supaya mereka tidak terkesan sedang bepergian jauh (mereka tidak membawa koper, hanya beberapa tas kecil). Akhirnya Keluarga Frank bersama Keluarga van Pels dan Fritz Pfeffer (seorang dokter gigi) yang juga merupakan teman Otto Frank keturunan Yahudi bersembunyi selama 2 tahun terhitung dari tahun 1942 – 1944 di loteng kantor milik Otto Frank yang dikenal dengan sebutan Secret Annex atau Achterhuis (dalam Bahasa Belanda ‘achter’ artinya belakang dan ‘huis’ artinya rumah) yang terletak di Jalan Prinsengracht 263, Amsterdam, Belanda yang sekarang dijadikan museum terkenal di Belanda bernama “House of Anne Frank” (someday gue bakal mengunjungi museum ini Amin). Di saat kemelut itulah, Anne Frank mulai menulis sebuah catatan di buku diary yang awalnya merupakan buku untuk tanda tangan yang diberikan oleh ayahnya saat dia berulang tahun pada tanggal 20 Juni 1942. Dia lebih menyukai mencurahkan isi hatinya ke dalam buku diary daripada bercerita kepada orang lain karena ia merasa akan dicemooh jika bercerita dengan orang lain. Maka kitty lah satu-satunya teman dia yang setia pada saat itu.

Secret Annex dari Luar (Loteng Kantor Otto Frank Lantai 3)
Secret Annex dari Dalam
Daftar kedelapan orang yang bersembunyi di Secret Annex:
Dari kiri atas pertama ke kanan searah jarum jam: Anne Frank, Otto Frank, Edith Frank, Margot Frank, Fritz Pfeffer, Peter van Pels, Auguste van Pels, dan Hermann van Pels
Selama 2 tahun itu, Anne Frank hidup di sebuah tempat kecil bersama ketujuh orang lainnya tanpa udara bebas. Pintu masuk gudang dengan Secret Annex ditutup dengan lemari untuk menyamarkannya. Bahkan pada jam kantor, mereka tidak diperbolehkan ribut atau sekedar membuang air kecil karena suara kucuran air akan terdengar sampai ke bawah. Bahkan mereka hanya mengonsumsi selada dan buncis beberapa hari serta memakai baju yang telah usang. Namun Anne, Margot, dan Peter van Pels tetap mendapatkan pelajaran dari buku-buku yang disuplai oleh Tuan Kliemann dan Tuan Kugler. Selama masa persembunyiannya, Anne Frank menghabiskan hidupnya dengan menulis cerita di buku diarynya sedangkan kakaknya yang bernama Margot belajar Bahasa Latin dengan memanggil seorang guru. Selama persembunyiannya tersebut, Keluarga Otto Frank dibantu oleh keempat rekan bisnisnya sebagai jembatan antara dunia luar dengan tempat persembunyiannya seperti memberi kabar dan menyuplai makanan.

Daftar orang yang menolong Keluarga Frank dan van Pels:

Jan Gies, Suami Miep Gies












Miep Gies, yang menemukan Diary Anne
Jo Kleimann, Akuntan Opekta dan Pentacon













Victor Kluger, Karyawan Opekta
Bep Voskuijl, Sektretaris Otto, Teman Anne











Selama 2 tahun bersembunyi, banyak cerita yang mereka dapat seperti pertengkaran Anne Frank dengan Fritz Pfeffer yang dianggapnya mengganggu karena harus berbagi kamar dengannya, hubungan yang tidak harmonis antara kedua orang tuanya yang membuat Anne Frank jauh dengan kakak dan ibunya (hanya ayahnya lah yang memiliki hubungan emosional yang sangat kuat dengannya), ataupun kisah asmara Anne Frank dengan Peter van Pels yang semula canggung menjadi saling mencintai karena seringnya bertemu selama 2 tahun yang menumbuhkan benih cinta diantara keduanya. Ia juga menulis tentang keadaan di sekitar tempat persembunyiannya dimana ia sering mendengar suara sirine yang menandakan pesawat lawan sedang melintas ataupun suara tembakan pada malam hari. Bahkan mereka harus menahan napas di saat terjadi perampokan di kantor milik Otto Frank karena khawatir tempat persembunyiannya akan terungkap. Anne Frank yang berusia 13 tahun pada saat itu selalu dianggap lancang, kekanak-kanakkan, dan masih terlalu kecil untuk berpendapat merasa kesal dengan kelima orang dewasa yang tinggal bersamanya, termasuk kepada Ibunya dan Nyonya van Pels. Di saat itulah Anne Frank mulai membentuk karakternya menjadi seorang remaja yang menuju kepada sikap yang lebih dewasa yang pastinya ia curahkan ke dalam buku diarynya. Anne Frank yang masih berumur 13 tahun memiliki cara pandang yang mengagumkan tentang kekejaman dan ketidakadilan dimana ia masih bersyukur atas hidupnya walaupun ia hidup di dalam tempat persembunyian yang kecil dan bau, seperti yang ia ungkapkan di dalam buku diary “Aku merasa sangat jahat dimana aku bisa tidur dengan hangat di saat sahabat karibku sedang berjuang melawan orang-orang jahat tersebut, dipukuli dan disiksa, ini hanya semata-semata karena kami adalah seorang Yahudi. Siang dan malam, orang-orang miskin diseret. Anak-anak yang baru pulang sekolah mendapati keluarganya telah menghilang serta rumah mereka disita”

Frank Family, 1941
Namun dibalik ketakutan dan ketidakpastiannya, Anne Frank memiliki keoptimisan yang sangat tinggi bahwa perang ini akan segera berakhir dan ia akan segera menghirup udara bebas untuk melanjutkan hidupnya. Hidup bersama kelima orang dewasa yang selalu mencemoohnya membuat Anne Frank bersahabat dan menjalin hubungan yang kuat dengan Peter van Pels yang berumur 16 tahun (terpaut 3 tahun lebih tua dari Anne Frank). Setiap malam dan pagi di saat jendela loteng diperbolehkan untuk dibuka, Anne dan Peter sering bersua bersama sambil memandang langit, dimana di dalam diarynya, Anne bercerita bahwa betapa indahnya ciptaan Tuhan berupa alam yang luas ini dimana kamu akan menemukan kebahagiaan ketika memandangnya, alam yang luas dan bebas. Selama kamu masih bisa menatapnya pada malam hari, kamu akan tahu bahwa kamu suci di dalamnya dan akan menemukan kebahagiaan sekali lagi. Itulah yang memberikan secercah harapan bagi Anne Frank selama melewati masa-masa sulit di Secret Annex. Ada sebuah petikan catatan yang paling mengilhami banyak orang ketika membacanya yaitu mengenai cinta, kebebasan, dan harapan “Sulit hidup pada masa ini dimana idealisme, mimpi, dan harapan yang seharusnya dapat tumbuh seketika hancur oleh realitas yang suram. Bagaimanapun keadaanya, aku tidak akan meninggalkan idealismeku disaat orang-orang mulai meninggalkannya. Pada dasarnya setiap manusia itu baik. Sangat tidak mungkin bagiku menjalani hidup ditengah kekacauan, merasakan penderitaan yang dialami oleh berjuta umat di dunia, namun semua rasa kegundahan itu hilang ketika aku mulai menatap langit, dimana aku dapat melihat ada harapan walaupun hanya sedikit bahwa dunia ini akan kembali damai seperti sediakala. Pada suatu saat aku harus tetap memegang idealismeku sampai waktunya tiba dimana aku dapat mewujudkannya”. Catatan tersebut ditulis 3 hari sebelum akhirnya tempat persembunyian Secret Annex terbongkar oleh Tentara NAZ (sumpah ini paling menyedihkan karena kabarnya Keluarga Frank dikhianati walaupun sampai sekarang belum diketahui siapa pengkhianat itu, yang pasti hanya ada 4 orang yang mengetahui tempat persembunyian mereka). Kedelapan penghuni Secret Annex ditangkap dan dibawa menuju kamp konsentrasi. Margot Frank dan Anne Frank dibawa ke Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen sedangkan ibu dan ayahnya dibawa ke Kamp Konsentrasi Auschwitz-Birkenau di Polandia. Margot Frank wafat karena penyakit tifus yang dideritanya akibat gizi buruk dan sanitasi yang kurang memadai selama tinggal di kamp konsentrasi, disusul oleh Anne Frank yang wafat tiga hari kemudian dengan penyakit yang sama pada sekitar bulan Februari – Maret 1945.

Daftar riwayat hidup kedelapan orang yang bersembunyi di dalam Secret Annex:
1. Anne Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen akibat tifus pada        
    Maret 1945
2. Margot Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen akibat tifus pada 
    Maret 1945
3. Otto Frank: selamat dari Kamp Konsentrasi Auschwitz dan wafat pada 
    Agustus 1980
4. Edith Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Auschwitz akibat kelaparan pada 
    Januari 1945
5. Peter van Pels: selamat dari Kamp Konsentrasi Auschwitz namun wafat di 
    Kamp Konsentrasi Mauthaussen pada Mei 1945
6. Auguste van Pels: ditempatkan di Kamp Kosentrasi Bergen-Belsen lalu 
    Buchenwald dan wafat saat transit di Kamp Konsentrasi Theresienstadt pada 
    April 1945
7. Hermann van Pels: wafat di Kamp Konsentrasi Auschwitz akibat menghirup 
    gas beracun di dalam Gas Chamber pada November 1944
8. Fritz Pfeffer: ditempatkan di Kamp Konsentrasi Auschwitz lalu dipindahkan 
    dan wafat di Kamp Konsentrasi Neuengamme pada Desember 1944
Anne Frank Memorial of Bergen-Belsen
Dari kedelapan orang yang ditangkap tersebut, hanya Otto Frank lah yang selamat dari peristiwa Holocaust tersebut karena Jerman keburu kalah oleh sekutu pada tahun 1945 dan membuat Adolf Hitler bunuh diri (kabar ini masih menjadi kontroversi bahwa Adolf Hitler bunuh diri atau melarikan diri karena telah ditemukan kapal selam milik NAZI yang karam di sekitar Laut Jawa yang diduga milik Adolf Hitler). Buku diary milik Anne Frank yang selama ini belum pernah dibaca oleh siapapun ditemukan oleh Miep Gies yang sempat mengunjungi Secret Annex setelah Jerman mengalami kekalahan dan berniat menyimpannya untuk mengembalikannya kepada Anne Frank. Tetapi Miep akhirnya mengetahui bahwa Anne Frank telah wafat setelah bertemu dengan Otto Frank dan akhirnya Miep mengembalikkan buku diary itu kepada Otto Frank. Otto Frank yang telah membaca isi curahan hati puterinya merasa bangga bahwa puteri yang selama ini dianggap masih memiliki sikap kekanak-kanakan pada umumnya ternyata memiliki pandangan yang luar biasa tentang cinta, harapan, kebebasan, dan optimisme yang jarang sekali dikemukakan oleh anak remaja pada umumnya (apalagi anak remaja sekarang yang hobinya hedon sana hedon sini). Atas permintaan anaknya yang ingin menjadi seorang penulis, Otto Frank menerbitkan curahan hati puterinya tersebut menjadi sebuah buku dengan sedikit editan tanpa mengubah cerita utama Anne Frank yang berjudul “The Diary of a Young Girl” yang telah diterjemahkan dalam banyak bahasa pada tahun 1947. The Diary of Young Girl dijual lebih dari 30 juta copy dan diterjemahkan ke dalam 60 bahasa. Sambutan terhadap terbitnya buku tersebut sangat luar biasa mengenai kemanusiaan dan kebencian terhadap suatu kaum, bahkan beberapa Rumah Produksi telah mengangkat ceritanya ke dalam sebuah layar lebar pada tahun 1954, 2001, dan yang terbaru pada tahun 2009 berjudul The Diary of Anne Frank.
Buku Diary Anne Frank (Asli)
House of Anne Frank Museum, Amsterdam, Belanda (phot by Google)
Ada beberapa petikan yang bisa diambil hikmahnya mengenai banyak hal:
1.  Di saat anak-anak remaja seusianya sedang mereguk kenikmatan indahnya dunia, dia terkurung dalam kepengapan selama 2 tahun dan hanya buku yang menjadi temannya. Anak normal saat ini yang hidupnya selalu menghambur-hamburkan uang milik orang tua tidak akan mengerti pentingnya buku bagi orang seperti dia yang tidak pernah merasakan hiburan seperti TV, radio, dan Smartphone.
2. Berbicara mengenai kisah Anne Frank, tak luput dari sorotan mengenai perbedaan etnis/agama/ras yang menurut gue saat ini masih menjadi momok yang banyak diperbincangkan di dunia. Setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing, bukan berarti perbedaan etnis/agama/ras menyebabkan manusia saling membenci. Tapi bagaimana mereka bisa menciptakan kebahagiaan mereka sendiri secara personal. “This is not about Religion, but this is about Humanism”. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, PBB mulai dibentuk untuk menciptakan perdamaian yang menurut gue cuma berisi orang-orang yang mencari keuntungan semata. Toh PBB seakan-akan tutup mata dan tidak mampu meredam kemelut peperangan yang mengatasnamakan agama seperti yang terjadi antara Palestina dan Israel yang masih bergejolak hingga saat ini, walaupun sebagian orang mengatakan bahwa perang ini terjadi antara Zionis dan Hammas tapi bukankah sebagian besar korban berasal dari warga sipil??? Baik dari Palestina itu sendiri maupun dari Israel yang menurut gue, mereka gak tau apa-apa.

Semoga cerita ini bisa mengilhami kita semua bahwa dibalik kesengsaraan pasti ada secercah harapan, dimana suatu saat harapan tersebut akan terwujud. Memang benar Anne Frank tidak akan lagi bisa mewujudkan cita-citanya selama ini, tapi Anne Frank berhasil membuat orang lain yang mungkin tidak memiliki semangat hidup menjadi orang yang paling optimis di dunia.

Baca juga Sophie Scholl, Mahasiswi Jerman Anti NAZI

Sophie Scholl, Die Letzten Tage Movie

0 komentar:

Post a Comment