October 14, 2014 by Tia Esha Nombiga
Selamat pagi blogger (anw gue menulis cerita ini di pagi hari)! Semoga hari kalian selalu menyenangkan yaa :)
Selamat pagi blogger (anw gue menulis cerita ini di pagi hari)! Semoga hari kalian selalu menyenangkan yaa :)
Dikarenakan akhir-akhir ini gue lagi tertarik sama seorang gadis remaja yang mencurahkan
isi hatinya selama dia hidup dalam sebuah buku diary yang dia beri nama “Kitty”
dan itu yang membuat dia terkenal sampai saat ini. HEHEHE jadi inget Hello
Kitty di sinetron (read: sebutan perebut suami orang) tapi ini sama sekali gak ada hubungannya dengan Hello Kitty yang menurut gue
itu sangat absurd dan lebay. Memang buku diarynya terkenal setelah dia wafat
tapi berkat buku diarynya lah yang membantu sejarahwan mengungkap detil demi
detil kekejian Adolf Hitler dalam menyingkirkan kaum yang dianggap sampah yaitu
kaum Yahudi yang kita sebut dengan peristiwa Holocaust.
Anne Frank (1929 - 1945) |
Kalian
yang suka sejarah pasti tau cerita demi cerita dibalik Perang Dunia II yang berlangsung
pada tahun 1939 – 1945, dimana pada perang tersebut, Jerman yang telah
mengalami kekalahan pada Perang Dunia I melakukan invasi besar-besaran untuk
melawan sekutu yang pada akhirnyalah membuat Jerman menyerah pada tahun 1945.
Sebelumnya gue ceritakan sedikit mengenai Adolf Hitler karena beliau memiliki
hubungan yang erat dengan gadis remaja tersebut. Adolf Hitler adalah mulanya seorang
seniman (pelukis) yang berasal dari Austria yang pada akhirnya memutuskan untuk membanting stir memasuki dunia militer dan politik karena sesuatu hal. Kehidupan beliau mulai
memburuk setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya sehingga membuat beliau
menjadi tunawisma. Saat itulah beliau melihat bahwa dunia itu tidak adil dan
merupakan awal mengapa beliau sangat membenci kaum Yahudi karena pada saat itu
kaum Yahudi sedang dalam masa kejayaannya, dimana kaum Yahudi hidup dengan
sejahtera dan berlimpah harta. Kemudian beliau bergabung dengan militer dan
politik Jerman yang membuat beliau menjadi orang yang paling berpengaruh di
Jerman pada saat itu. Beliau sempat menjabat menjadi Fuehrer dan Kanselir
Jerman serta bergabung dengan sebuah partai yang sering kita kenal dengan Partai NAZI yang menggunakan lambang Swastika. NAZI adalah sejarah kelam bagi masyarakat
Jerman, jadi buat agan dan sist yang lagi berkunjung ke Jerman, jangan
sekali-kali agan dan sist menyebut-nyebut kata NAZI, bisa dikeroyok satu negara
HEHEHE Ini Serius!!!
Oke
kita kembali ke gadis remaja itu yaa... Dia bernama Annelies Marie Frank atau
yang biasa dikenal Anne Frank, adalah seorang anak perempuan keturunan Yahudi dari
pasangan Otto Frank dan Edith Frank Hollander lahir di Frankfurt am Main,
Jerman pada tanggal 12 Juni 1929 dan wafat pada tanggal 15 Maret 1945 di sebuah
Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen yang dibangun oleh Adolf Hitler di Lower Saxony,
Jerman selama kekuasaannya untuk menyingkirkan kaum yang dianggap sampah
tersebut. Anne Frank wafat karena penyakit tifus yang menggerogoti tubuhnya
(gak kebayang gimana tersiksanya dia, lagi sakit tifus tapi dibiarkan begitu
aja di sebuah bangunan yang berisi orang-orang sekarat yang pastinya sangat
kotor dan tidak sehat) :(
Anne
Frank ini bisa dibilang hidup dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya bekerja
di sebuah perusahaan di Amsterdam yang memproduksi selai bernama Dutch Opekta
Company sebagai direktur. Anne Frank memiliki seorang kakak perempuan yang bernama
Margot Frank yang terpaut 3 tahun lebih tua. Kehidupan masa kecil Anne dan
Margot awalnya baik-baik saja sampai pada akhirnya Jerman membuat peraturan
khusus untuk kaum Yahudi, dimana kaum Yahudi diberi lencana berbentuk bintang
berwarna kuning yang menandakan bahwa pemakai lencana tersebut adalah seorang
Yahudi. Kaum Yahudi pada saat itu tidak diperbolehkan pergi ke bioskop dan
tempat hiburan, memakai kendaraan pribadi ataupun umum, menggunakan jalan raya,
dan tidak diperbolehkan berkeliaran dari pukul 8 malam sampai 6 pagi. Kondisi
tersebut yang membuat Anne Frank pindah dari sekolah biasa ke sekolah khusus
kaum Yahudi. Saat itulah merupakan saat yang paling menyedihkan yang dialami
oleh Anne Frank karena ia harus berpisah dengan teman-temannya dan berpindah
tempat tinggal ke negeri Belanda karena keluarganya termasuk ke dalam daftar
incaran Tentara NAZI untuk dimusnahkan. Keluarga Frank berharap Belanda akan
melindungi mereka namun akhirnya Jerman mulai menduduki Belanda yang membuat
Belanda menyerah. Masa remaja Anne Frank yang seharusnya diisi dengan
bermain-main bersama teman sebayanya harus diisi dengan ketakutan, kecemasan
serta kewaspadaan yang selalu menghantui dia. Karena pemerintah NAZI mulai
menggembor-gemborkan bahwa mereka akan memusnahkan kaum Yahudi, Otto Frank
mulai membuat rencana untuk melarikan keluarganya. Namun semua rencananya
berubah ketika Margot Frank mendapat Surat Panggilan Kamp Konsentrasi dan Sel
Tahanan pada tanggal 8 Juli 1942. Otto Frank dan teman bisnisnya yang bernama
Hermann van Pels membuat rencana, sementara Anne dan lainnya berkemas. Pada
tanggal 9 Juli 1942, Keluarga Frank meninggalkan apartemennya yang mewah untuk
bersembunyi dengan meninggalkan kesan berantakan bahwa mereka pergi secara
tiba-tiba ke Swiss. Karena kaum Yahudi tidak diperbolehkan menggunakan jasa
angkutan, maka mereka berjalan kaki beberapa kilometer dengan menggunakan
beberapa lapis baju supaya mereka tidak terkesan sedang bepergian jauh (mereka
tidak membawa koper, hanya beberapa tas kecil). Akhirnya Keluarga Frank bersama
Keluarga van Pels dan Fritz Pfeffer (seorang dokter gigi) yang juga merupakan
teman Otto Frank keturunan Yahudi bersembunyi selama 2 tahun terhitung dari
tahun 1942 – 1944 di loteng kantor milik Otto Frank yang dikenal dengan sebutan
Secret Annex atau Achterhuis (dalam Bahasa Belanda ‘achter’ artinya belakang dan ‘huis’
artinya rumah) yang terletak di Jalan Prinsengracht 263, Amsterdam, Belanda
yang sekarang dijadikan museum terkenal di Belanda bernama “House of Anne Frank”
(someday gue bakal mengunjungi museum ini Amin). Di saat kemelut itulah, Anne
Frank mulai menulis sebuah catatan di buku diary yang awalnya merupakan buku
untuk tanda tangan yang diberikan oleh ayahnya saat dia berulang tahun pada
tanggal 20 Juni 1942. Dia lebih menyukai mencurahkan isi hatinya ke dalam buku
diary daripada bercerita kepada orang lain karena ia merasa akan dicemooh jika
bercerita dengan orang lain. Maka kitty lah satu-satunya teman dia yang setia
pada saat itu.
Secret Annex dari Luar (Loteng Kantor Otto Frank Lantai 3) |
Secret Annex dari Dalam |
Daftar kedelapan orang yang bersembunyi di Secret
Annex:
Selama
2 tahun itu, Anne Frank hidup di sebuah tempat kecil bersama ketujuh orang
lainnya tanpa udara bebas. Pintu masuk gudang dengan Secret Annex ditutup
dengan lemari untuk menyamarkannya. Bahkan pada jam kantor, mereka tidak
diperbolehkan ribut atau sekedar membuang air kecil karena suara kucuran air
akan terdengar sampai ke bawah. Bahkan mereka hanya mengonsumsi selada dan
buncis beberapa hari serta memakai baju yang telah usang. Namun Anne, Margot,
dan Peter van Pels tetap mendapatkan pelajaran dari buku-buku yang disuplai
oleh Tuan Kliemann dan Tuan Kugler. Selama masa persembunyiannya, Anne Frank
menghabiskan hidupnya dengan menulis cerita di buku diarynya sedangkan kakaknya
yang bernama Margot belajar Bahasa Latin dengan memanggil seorang guru. Selama
persembunyiannya tersebut, Keluarga Otto Frank dibantu oleh keempat rekan
bisnisnya sebagai jembatan antara dunia luar dengan tempat persembunyiannya
seperti memberi kabar dan menyuplai makanan.
Dari kiri atas pertama ke kanan searah jarum jam: Anne Frank, Otto Frank, Edith Frank, Margot Frank, Fritz Pfeffer, Peter van Pels, Auguste van Pels, dan Hermann van Pels |
Daftar orang yang menolong Keluarga
Frank dan van Pels:
Jan Gies, Suami Miep Gies |
Jo Kleimann, Akuntan Opekta dan Pentacon |
Victor Kluger, Karyawan Opekta |
Bep Voskuijl, Sektretaris Otto, Teman Anne |
Selama
2 tahun bersembunyi, banyak cerita yang mereka dapat seperti pertengkaran Anne
Frank dengan Fritz Pfeffer yang dianggapnya mengganggu karena harus berbagi
kamar dengannya, hubungan yang tidak harmonis antara kedua orang tuanya yang
membuat Anne Frank jauh dengan kakak dan ibunya (hanya ayahnya lah yang
memiliki hubungan emosional yang sangat kuat dengannya), ataupun kisah asmara
Anne Frank dengan Peter van Pels yang semula canggung menjadi saling mencintai
karena seringnya bertemu selama 2 tahun yang menumbuhkan benih cinta diantara
keduanya. Ia juga menulis tentang keadaan di sekitar tempat persembunyiannya
dimana ia sering mendengar suara sirine yang menandakan pesawat lawan sedang
melintas ataupun suara tembakan pada malam hari. Bahkan mereka harus menahan
napas di saat terjadi perampokan di kantor milik Otto Frank karena khawatir
tempat persembunyiannya akan terungkap. Anne Frank yang berusia 13 tahun pada
saat itu selalu dianggap lancang, kekanak-kanakkan, dan masih terlalu kecil
untuk berpendapat merasa kesal dengan kelima orang dewasa yang tinggal
bersamanya, termasuk kepada Ibunya dan Nyonya van Pels. Di saat itulah Anne
Frank mulai membentuk karakternya menjadi seorang remaja yang menuju kepada
sikap yang lebih dewasa yang pastinya ia curahkan ke dalam buku diarynya. Anne
Frank yang masih berumur 13 tahun memiliki cara pandang yang mengagumkan tentang
kekejaman dan ketidakadilan dimana ia masih bersyukur atas hidupnya walaupun ia
hidup di dalam tempat persembunyian yang kecil dan bau, seperti yang ia
ungkapkan di dalam buku diary “Aku merasa sangat jahat dimana aku bisa tidur
dengan hangat di saat sahabat karibku sedang berjuang melawan orang-orang jahat
tersebut, dipukuli dan disiksa, ini hanya semata-semata karena kami adalah
seorang Yahudi. Siang dan malam, orang-orang miskin diseret. Anak-anak yang
baru pulang sekolah mendapati keluarganya telah menghilang serta rumah mereka
disita”
Namun
dibalik ketakutan dan ketidakpastiannya, Anne Frank memiliki keoptimisan yang
sangat tinggi bahwa perang ini akan segera berakhir dan ia akan segera
menghirup udara bebas untuk melanjutkan hidupnya. Hidup bersama kelima orang
dewasa yang selalu mencemoohnya membuat Anne Frank bersahabat dan menjalin
hubungan yang kuat dengan Peter van Pels yang berumur 16 tahun (terpaut 3 tahun lebih tua dari Anne Frank). Setiap malam
dan pagi di saat jendela loteng diperbolehkan untuk dibuka, Anne dan Peter
sering bersua bersama sambil memandang langit, dimana di dalam diarynya, Anne
bercerita bahwa betapa indahnya ciptaan Tuhan berupa alam yang luas ini dimana
kamu akan menemukan kebahagiaan ketika memandangnya, alam yang luas dan bebas.
Selama kamu masih bisa menatapnya pada malam hari, kamu akan tahu bahwa kamu
suci di dalamnya dan akan menemukan kebahagiaan sekali lagi. Itulah yang
memberikan secercah harapan bagi Anne Frank selama melewati masa-masa sulit di
Secret Annex. Ada sebuah petikan catatan yang paling mengilhami banyak orang
ketika membacanya yaitu mengenai cinta, kebebasan, dan harapan “Sulit hidup
pada masa ini dimana idealisme, mimpi, dan harapan yang seharusnya dapat tumbuh
seketika hancur oleh realitas yang suram. Bagaimanapun keadaanya, aku tidak
akan meninggalkan idealismeku disaat orang-orang mulai meninggalkannya. Pada
dasarnya setiap manusia itu baik. Sangat tidak mungkin bagiku menjalani hidup
ditengah kekacauan, merasakan penderitaan yang dialami oleh berjuta umat di
dunia, namun semua rasa kegundahan itu hilang ketika aku mulai menatap langit,
dimana aku dapat melihat ada harapan walaupun hanya sedikit bahwa dunia ini
akan kembali damai seperti sediakala. Pada suatu saat aku harus tetap memegang
idealismeku sampai waktunya tiba dimana aku dapat mewujudkannya”. Catatan
tersebut ditulis 3 hari sebelum akhirnya tempat persembunyian Secret Annex
terbongkar oleh Tentara NAZ (sumpah ini paling menyedihkan karena kabarnya
Keluarga Frank dikhianati walaupun sampai sekarang belum diketahui siapa
pengkhianat itu, yang pasti hanya ada 4 orang yang mengetahui tempat persembunyian
mereka). Kedelapan penghuni Secret Annex ditangkap dan dibawa menuju kamp konsentrasi. Margot Frank dan Anne Frank dibawa ke Kamp Konsentrasi
Bergen-Belsen sedangkan ibu dan ayahnya dibawa ke Kamp Konsentrasi Auschwitz-Birkenau di Polandia. Margot Frank
wafat karena penyakit tifus yang dideritanya akibat gizi
buruk dan sanitasi yang kurang memadai selama tinggal di kamp konsentrasi,
disusul oleh Anne Frank yang wafat tiga hari kemudian dengan penyakit yang sama pada sekitar bulan
Februari – Maret 1945.
Daftar riwayat hidup kedelapan orang yang bersembunyi di dalam Secret Annex:
1. Anne Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen akibat tifus pada
Maret 1945
2. Margot Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen akibat tifus pada
Maret 1945
3. Otto Frank: selamat dari Kamp Konsentrasi Auschwitz dan wafat pada
Agustus 1980
4. Edith Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Auschwitz akibat kelaparan pada
Januari 1945
5. Peter van Pels: selamat dari Kamp Konsentrasi Auschwitz namun wafat di
Kamp Konsentrasi Mauthaussen pada Mei 1945
6. Auguste van Pels: ditempatkan di Kamp Kosentrasi Bergen-Belsen lalu
Buchenwald dan wafat saat transit di Kamp Konsentrasi Theresienstadt pada
April 1945
7. Hermann van Pels: wafat di Kamp Konsentrasi Auschwitz akibat menghirup
gas beracun di dalam Gas Chamber pada November 1944
8. Fritz Pfeffer: ditempatkan di Kamp Konsentrasi Auschwitz lalu dipindahkan
dan wafat di Kamp Konsentrasi Neuengamme pada Desember 1944
Daftar riwayat hidup kedelapan orang yang bersembunyi di dalam Secret Annex:
1. Anne Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen akibat tifus pada
Maret 1945
2. Margot Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Bergen-Belsen akibat tifus pada
Maret 1945
3. Otto Frank: selamat dari Kamp Konsentrasi Auschwitz dan wafat pada
Agustus 1980
4. Edith Frank: wafat di Kamp Konsentrasi Auschwitz akibat kelaparan pada
Januari 1945
5. Peter van Pels: selamat dari Kamp Konsentrasi Auschwitz namun wafat di
Kamp Konsentrasi Mauthaussen pada Mei 1945
6. Auguste van Pels: ditempatkan di Kamp Kosentrasi Bergen-Belsen lalu
Buchenwald dan wafat saat transit di Kamp Konsentrasi Theresienstadt pada
April 1945
7. Hermann van Pels: wafat di Kamp Konsentrasi Auschwitz akibat menghirup
gas beracun di dalam Gas Chamber pada November 1944
8. Fritz Pfeffer: ditempatkan di Kamp Konsentrasi Auschwitz lalu dipindahkan
dan wafat di Kamp Konsentrasi Neuengamme pada Desember 1944
Anne Frank Memorial of Bergen-Belsen |
Dari
kedelapan orang yang ditangkap tersebut, hanya Otto Frank lah yang selamat dari
peristiwa Holocaust tersebut karena Jerman keburu kalah oleh sekutu pada tahun
1945 dan membuat Adolf Hitler bunuh diri (kabar ini masih menjadi kontroversi bahwa
Adolf Hitler bunuh diri atau melarikan diri karena telah ditemukan kapal selam milik NAZI yang karam di sekitar Laut Jawa yang diduga milik Adolf Hitler). Buku diary milik Anne Frank yang
selama ini belum pernah dibaca oleh siapapun ditemukan oleh Miep Gies yang
sempat mengunjungi Secret Annex setelah Jerman mengalami kekalahan dan berniat
menyimpannya untuk mengembalikannya kepada Anne Frank. Tetapi Miep akhirnya
mengetahui bahwa Anne Frank telah wafat setelah bertemu dengan Otto Frank dan
akhirnya Miep mengembalikkan buku diary itu kepada Otto Frank. Otto Frank yang
telah membaca isi curahan hati puterinya merasa bangga bahwa puteri yang selama
ini dianggap masih memiliki sikap kekanak-kanakan pada umumnya ternyata
memiliki pandangan yang luar biasa tentang cinta, harapan, kebebasan, dan optimisme
yang jarang sekali dikemukakan oleh anak remaja pada umumnya (apalagi anak
remaja sekarang yang hobinya hedon sana hedon sini). Atas permintaan anaknya
yang ingin menjadi seorang penulis, Otto Frank menerbitkan curahan hati
puterinya tersebut menjadi sebuah buku dengan sedikit editan tanpa mengubah
cerita utama Anne Frank yang berjudul “The Diary of a Young Girl” yang telah diterjemahkan
dalam banyak bahasa pada tahun 1947. The Diary of Young Girl dijual lebih dari 30 juta copy dan diterjemahkan ke dalam 60 bahasa. Sambutan terhadap terbitnya buku tersebut
sangat luar biasa mengenai kemanusiaan dan kebencian terhadap suatu kaum, bahkan beberapa Rumah Produksi telah mengangkat ceritanya ke dalam sebuah layar lebar pada
tahun 1954, 2001, dan yang terbaru pada tahun 2009 berjudul The Diary of Anne Frank.
House of Anne Frank Museum, Amsterdam, Belanda (phot by Google) |
1. Di
saat anak-anak remaja seusianya sedang mereguk kenikmatan indahnya dunia, dia
terkurung dalam kepengapan selama 2 tahun dan hanya buku yang menjadi
temannya. Anak normal saat ini yang hidupnya selalu menghambur-hamburkan uang
milik orang tua tidak akan mengerti pentingnya buku bagi orang seperti dia yang
tidak pernah merasakan hiburan seperti TV, radio, dan Smartphone.
2. Berbicara
mengenai kisah Anne Frank, tak luput dari sorotan mengenai perbedaan etnis/agama/ras yang
menurut gue saat ini masih menjadi momok yang banyak diperbincangkan di dunia. Setiap manusia
memiliki jalan hidupnya masing-masing, bukan berarti perbedaan etnis/agama/ras menyebabkan
manusia saling membenci. Tapi bagaimana mereka bisa menciptakan kebahagiaan
mereka sendiri secara personal. “This is not about Religion, but this is about
Humanism”. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, PBB mulai dibentuk untuk
menciptakan perdamaian yang menurut gue cuma berisi orang-orang yang mencari keuntungan semata. Toh PBB seakan-akan tutup mata dan tidak mampu
meredam kemelut peperangan yang mengatasnamakan agama seperti yang terjadi
antara Palestina dan Israel yang masih bergejolak hingga saat ini, walaupun sebagian orang
mengatakan bahwa perang ini terjadi antara Zionis dan Hammas tapi bukankah sebagian
besar korban berasal dari warga sipil??? Baik dari Palestina itu sendiri maupun
dari Israel yang menurut gue, mereka gak tau apa-apa.
Semoga
cerita ini bisa mengilhami kita semua bahwa dibalik kesengsaraan pasti ada
secercah harapan, dimana suatu saat harapan tersebut akan terwujud. Memang
benar Anne Frank tidak akan lagi bisa mewujudkan cita-citanya selama ini, tapi
Anne Frank berhasil membuat orang lain yang mungkin tidak memiliki semangat
hidup menjadi orang yang paling optimis di dunia.
Sophie Scholl, Die Letzten Tage Movie |
0 komentar:
Post a Comment