May 04, 2018 by Tia Esha Nombiga
|
Nathan Road, Pulau Kowloon, Hong Kong |
Hari Jumat, saat jam istirahat, di
ruangan kantor, sendirian, sunyi (aahh suasana kayak gini yang paling gue suka
karena inspirasi tuh keluar di saat begini) dan gue baru dapat semangat buat
nulis lagi. Kali ini nulisnya pakek bahasa santai aja yah biar ga tegang. Gue
mau cerita tentang pengalaman Backpacking ke Hong Kong dan Macau selama 6 hari.
Pasti banyak yang nanya atau sekedar ngebatin, “Tia kok kalo travelling ke Luar
Negeri terus? Emang Indonesia kurang bagus? Terus gajinya berapa? Kok bisa sih?
Ok gue jelasin satu persatu.
Pertama, sebenernya sih untuk orang tertentu, bepergian ke luar negeri bukan
hanya sekedar soksoan aja, atau biar dianggap wah. Jadi gini, ada kalanya kita
butuh bertukar kultur supaya kita bisa melihat bahwa dunia bukan hanya milik
kita aja sehingga kita mampu menghargai perbedaan dan belajar untuk
memahaminya. Indonesia memang terdiri dari suku yang beragam tapi masih satu
sistem kan. Yaiyalah wong satu pemerintah. Gue pengin ngerasain hidup di tempat
yang sistemnya beda 360 derajat dengan tempat yang gue tinggali
sekarang. Jadi ada bahan yang bisa gue ajari ke anak cucu kelak. Dan supaya
gak norak-norak amat kalo kena Culture
Shock HeHeHe … xp Selain itu kalo keliling Indonesia bisa kapan aja karena
gak ada larangan masuk tanpa visa *yaiyalah masa masuk Negara sendiri ga boleh
kecuali kalo gue udah jadi WN Zimbabwe*. Mumpung belum ada larangan
masuk tanpa visa untuk Negara di Asia Tenggara dan Cina Daratan, maka gue
manfaatin hal itu. Siapa yang tau kalo tahun depan masuk
Singapura/Malaysia/Thailand harus pake visa dengan saldo tabungan minimal 15
juta.
Waduuuh kesempatan melipir ke negeri jiran bakal cuma jadi angan-angan dengan
gaji buruh seperti gue. Kedua, untuk soal budget biaya hidup di sana, gue udah
susun mateng-mateng bahkan sampe hampir gosong LoL saking kematengannya, untung
gasnya keburu habis *garinganjay*. Biasanya gue nabung dulu selama 1 tahun untuk
mempersiapkan segala dana yang dibutuhkan selama perjalanan ke negara tujuan.
Gue bukan isterinya Ardie Bakrie kok, yang hari ini kepengin naik Ferris Wheel
di Pantai Santa Monica, besoknya langsung diberangkatin pake jet pribadi plus
sangu serat biar ga sembelit (Serat = Serat us Juta). Semuanya butuh
perjuangan, karena gue yakin perjuangan membuahkan hasil yang manis. Btw
ngomong-ngomong soal perjuangan, gue sangat berterima kasih sekali dengan
sahabat dudulku, Nurul yang udah ngurusin semuanya, mulai dari tiket pesawat
yang “hampir” gagal berangkat, penunjuk jalan, dan translator. Pokoknya semua
berkat lo deh gue bisa menginjakkan kaki di Tanah Hong Kong dan Macau ini. Mudah-mudahan rencana
perjalanan 9 jam kita ke Negara di tertimur sana kesampean yah Aamiin. OK udah
jelas kan? Yuk yang ada rencana jalan-jalan ke Hong Kong dan Macau tanpa agen perjalanan,
bisa baca blog gue, semoga bisa membantu. Gue pakek sudut pandang orang pertama jamak yah karena gue pergi ga sendirian (Re:
Subjek Kami)
HARI PERTAMA (10 April
2018) : KUALA LUMPUR
Kami sengaja milih waktu
perjalanan tengah malam supaya dapet harga tiket pesawat promo karena kami
adalah traveler hemat. Harga tiket pulang pergi yang kami dapet Rp 1.770.000
plus transit di Malaysia untuk rute Jakarta – Macau. Kami naik pesawat LCC (Low Cost Carrier) yang bermarkas di
Kuala Lumpur, tau sendiri lah yah nama maskapainya apa. Wah gelaseh dapet bonus
1 negara lagi, bisa-bisanya Nurul dapet tiket semurah itu *nyungkem Nurul*. Karena transit, tiket paling murah dengan rute
Jakarta – Macau biasanya dipatok Rp 1.500.000 untuk sekali jalan *kaget ga lu?*.
Kami terbang dari Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju
Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 pukul 01:30 WIB dengan lama perjalanan 2
jam. Karena waktu transit singkat dan masih gelap, kami manfaatin untuk
keliling bandara dan numpang nyeduh pop mie. Btw KLIA 2 (Kuala Lumpur
International Airport 2) ini luasnya pakek banget. Untuk berjalan dari
keluarnya pesawat ke area International Transfer tuh mayan bikin kaki ngilu,
yah kira-kira jaraknya kurang lebih 1 KM untuk nyari gate yang dituju saking
jauhnya *serius sumpah*. Penerbangan
Domestik dan Internasional numplek jadi satu gedung dan satu terminal makanya
ga heran sih harus jalan kaki sejauh itu. Mungkin sebab lain karena KLIA ini
dibagi jadi 2 area, KLIA 1 dan KLIA 2, dimana KLIA 2 ini tempat nongkrongnya
pesawat-pesawat murah. Ya makanya kami ada di sini HaHaHa xp Yaudah ya ceritanya
pesawat udah terbang menuju Macau nih kira-kira pukul 06:24 waktu Malaysia (1
jam lebih awal dari Jakarta). Ohiya fyi kalo misalnya kalian melakukan
penerbangan fly thru / connecting flight (re:
penerbangan transit atau dalam satu kode booking saat membeli tiket),
kalian bisa langsung menuju International Transfer Area tanpa perlu pemeriksaan
imigrasi lagi. Kecuali kalo waktu transit kalian panjang dan kalian mau
berkeliling Kuala Lumpur dulu, kalian bisa keluar masuk bandara dengan melakukan pemeriksaan imigrasi kembali.
HARI KEDUA (11 April 2018)
: MACAU – NATHAN ROAD - CAUSEWAY BAY – VICTORIA HARBOUR
Setelah 4 jam mengudara dari Kuala Lumpur menuju Macau kami lalui dengan mata bengep karena ngantuk tapi ga bisa tidur
(nah loh gimana tuh rasanya), akhirnya kami sampai dengan selamat pukul 10.24
waktu Macau (1 jam lebih awal dari Jakarta). Selameeet selameeet akhirnya bisa
keluar dari pemeriksaan imigrasi bandara yang kayaknya ketat dan susah banget
buat makhluk bertudung seperti kami *ngelus ngelus dada*. Belum juga ngerasain
lega bisa keluar pemeriksaan imigrasi dengan sombongnya, di depan kami dicilukbain koko petugas bandara yang nongol tiba-tiba kayak kang parkir lalu digiring ke kantor imigrasi kayak anak ayam yang
disuruh ngandang karena udah mau magrib *wadudu deg*. Sebenernya gue tau sih
kayak gini namanya random checking
tapi kok degdegan, mungkin karena kami beda sendiri dari yang lain (yaiyalah yang lain pada
enci-enci koko koko sma bule, kami tampang
melayu sendirian, kayaknya dikira TKW illegal).
Di dalam kantor tersebut, kami ditanya seputar berapa lama di Macau, mau ngapain,
status perkerjaan, dan mau main judi atau enggak. Nih kokonya ngeledek atau
serius yak, udah tau badan dibungkus gini masa mau maen judi *padahal mah boro-boro mikirin judi, bisa
makan ena ena di Hong Kong udah sujud syukur*. Setelah
ngobrol kurang lebih setengah jam dan ga ditemuin tanda-tanda TKW ilegal *yakali*,
akhirnya kami dilepasin.
“Hmmmmm saya mencium aroma-aroma kebebasan,
Robby”, tutur Roy Kiyoshi. Akhirnya kami bisa melenggang kangkung keluar bandara dan menghirup udara musim semi
Macau yang segeeeer, yeay *biasa nyium bau asep kendaraan Cibinong*. Perjalanan
kami selanjutnya yaitu Taipa Macau Ferry Terminal menuju Hong Kong. Ternyata lokasi
terminal ferry dari bandara ga begitu jauh, kira-kira jaraknya 200 meter *lu bayangin sendiri aja jauhnya kayak dari mana ke mana*
|
Bandara Internasional Macau, Pulau Taipa, Macau |
|
Taipa Macau Ferry Terminal, Pulau Taipa, Macau |
Sebelumnya kami mau jelasin, Macau ini punya 2 Terminal Ferry, yaitu Outer Harbour Macau Ferry Terminal dan Taipa Macau Ferry Terminal. Karena yang dekat dengan bandara adalah Taipa Macau Ferry Terminal (cuma 200 meter bisa jalan kaki), maka tujuan kami selanjutnya adalah terminal tersebut. Ada 2 pilihan perusahaan ferry yang bisa kita pakek yaitu TurboJet dan CotaiJet. Karena Taipa Macau Ferry Terminal ini markasnya CotaiJet, maka kami pakek jasa ferry tersebut. Kalo mau kepo jadwal dan harganya bisa cek link berikut ( Jadwal dan Harga CotaiJet ). Karena kami day sailling (lebih murah dari night sailling), harga tiket yang dipatok HKD 160 (Rp 284.000) untuk kelas ekonomi. Walaupun kelas ekonomi, tapi kabinnya nyaman banget. Ada tempat penyimpanan koper juga. Lama perjalanan dari Macau ke Hong Kong sekitar 1 jam. Sebelum masuk ke kapal, kita wajib melakukan pemeriksaan imigrasi dahulu. Nah waktu pemeriksaan imigrasi ini kalian juga akan dikasih nomor kursi. Fyi buat yang belum tahu, Macau dan Hong Kong ini merupakan special administrative region negara RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Atau dengan kata lain, satu negara dua sistem. Hong Kong dan Macau ini diberi kewenangan untuk mengatur pemerintahannya sendiri. Makanya keluar masuk Hong Kong dari Macau harus melalui pemeriksaan imigrasi dahulu. Ohiya kalo ga kuat angin laut, kami saranin minum tolak angin dulu karena ombaknya mayan gede. Perut lu bakal dikocok-kocok caya deh. Kami berlabuh di Hong Kong - Macau Ferry Terminal di daerah Sheung Wan, Pulau Hong Kong.
|
Tiket CotaiJet Macau - Hong Kong |
|
Kabin CotaiJet Kelas Ekonomi |
Kenapa kami pilih turun di Hong Kong - Macau Ferry Terminal (Sheung Wan, Pulau Hong Kong) sedangkan apartemen kami lebih dekat dengan Hong Kong - China Ferry Terminal (Tsim Sha Tsui, Pulau Kowloon)?
Nah sebelumnya kami baca-baca di blog kalo Hong Kong - China Ferry Terminal ga terhubung sama MTR (Mass Transit Railway atau kereta Hong Kong). Jadi harus jalan kaki sejauh 700 meter dulu ngelewatin Taman Kowloon. Nah kalo di Hong Kong - Macau Ferry Terminal kami cuma perlu jalan kaki sejauh 400 meter lewat underpass, itu juga masih satu area gedung karena terminal tersebut terintegrasi dengan Mall Shun Tak Center yang terhubung langsung dengan Stasiun MTR (wow keren bangetlah pokonya sistem transportasi di Hong Kong ini). Walaupun biaya MTR lebih gede daripada turun di Hong Kong - China Ferry Terminal tapi berhubung badan udah capek maka kami cari terminal yang tidak terlalu banyak ditempuh dengan jalan kaki.
Stasiun MTR terdekat dengan Hong Kong - Macau Ferry Terminal namanya Stasiun Sheung Wan. Ohiya kita perlu melakukan pengisian dokumen kedatangan terlebih dahulu setelah keluar dari kapal untuk kemudian diperiksa oleh petugas imigrasi. Setelah keluar dari pemeriksaan imigrasi, jalan aja menuju exit gate, lalu naik eskalator, nah keluar dari eskalator nih langsung masuk ke Mall Shun Tak Center, dari mall tinggal cari underpass menuju stasiun, bisa tanya ke orang kalo belum paham. Jangan lupa untuk beli Kartu Octopus (kalo di Indonesia kayak BCA Flazz atau E-Money) dulu di Customer Service tiap stasiun. Kartu Octopus ini nantinya bisa dipakek untuk segala macam transaksi, mulai dari naik MTR, bus, dan belanja. Selain itu untuk menghindari denda karena salah keluar stasiun, jadi temen-temen yang mau ke Hong Kong penting banget untuk beli kartu sakti ini. Untuk pembelian pertama sebesar HKD 150 (HKD 100 dipakek untuk transaksi dan HKD 50 sebagai deposit). Deposit dan sisa saldo bisa dituker lagi kok jadi mending top up sebanyak-banyaknya karena biaya naik MTR lumayan gede, nanti gue ceritain. Selain itu bisa juga dipakek buat beli cemilan di Sevel atau Circle-K jadi ga perlu repot tuh sama recehan, tinggal tapping aja, beres deh. Tujuan kami selanjutnya menuju apartemen di daerah Kowloon, namanya New Lucky House (tepat persis di depan plang Nathan Road yang terkenal dan Stasiun Jordan). Jadi setelah ini kami turun di Stasiun Jordan.
Rute Hong Kong Macau Ferry Terminal - New Lucky House Apt : Sheung Wan (menuju Chai Wan) - Central (transit) - Jordan (menuju Tsuen Wan)
Untuk lebih jelasnya bisa lihat di peta MTR yang bisa didownload lewat google
|
Peta MTR Hong Kong (photo by: http://www.mtr.com.hk) |
Mau tau ga biaya naik MTR dari Stasiun Sheung Wan ke Stasiun Jordan? Jadi saldo awal kami ada HKD 150, nah waktu dicek pake aplikasi Octopus Reader (bisa download di Play Store dengan syarat ada fitur NFC), saldonya tinggal HKD 101, itu tandanya kami baru aja kehilangan duit HKD 49 (Rp 87.000) *wahgelaseh langsung kaget kayak dalam hati, semahal itukah? Apa kabar Jepang sama Korea Selatan?* *nyampe apartemen langsung nyari Sevel buat top up saldo*. Padahal kalo dipikir-pikir perjalanan cuma 30 menit (ga nyampe jugasih kayaknya). Nah penasaran dong. Jadi pernah baca blog orang, kalo naik MTR nyebrangin pulau tuh emang biayanya lebih mahal (karena jalur ada di bawah laut), ya jelas sih dari Pulau Hong Kong ke Pulau Kowloon, terlebih lagi kecepatan MTR yang lumayan bikin kuping pengang nguing-nguing makanya kenapa dipatok biaya yang lumayan gede, jadi yang jaraknya jauhpun bisa ditempuh dengan waktu yang lebih cepet. Udah gitu keretanya bersih banget, mau tiduran di lantai juga ga bakal takut kotor. Nah dapet jawabannya deh, jadi udah ga kaget lagi.
|
MTR Subway Station |
Ohiya kami mau cerita tentang apartemen tempat kami bobo dan mandi. Namanya New Lucky House ada di lantai 9. Letaknya nih persis banget di depan gerbang masuk Stasiun Jordan (bayangin dong, lo baru ngeluarin kepala, depannya langsung pintu lift menuju Stasiun Jordan). Lokasinya bener-bener strategis, di sebelah kiri ada Circle-K dan Sevel yang sejejer (sungguh persaingan yang sangat haqiqi), nyebrang sedikit ada pusat perbelanjaan, Toko Kosmetik Sasa, dan McD. Intermezzo nih, kalo kalian mau ke Hong Kong untuk cari kosmetik, kalian tepat sekali karena Hong Kong nih surganya kosmetik murah. Kami beli Aloe Vera 92% nya NatRep yang biasa dijual di Indonesia dengan harga Rp 150.000, nah di sini dijual cuma HKD 18 (Rp 32.000) *gils ga sih kalo ga mikirin imigrasi gue bakal beli banyak dan gue jual lagi*. Setelah gue cek, Aloe Vera yang dijual di Hong Kong asli 100%. Selain itu gue juga beli Etude House Drawing Eye Brow yang Dark Brown cuma HKD 28 (Rp 50.000) sedangkan di Indonesia harganya Rp 70.000. Barangkali ada teman-teman yang mau nginep di sini kalo main ke Hong Kong (pesannya lewat Airbnb yaa, nama hostnya Thung Sing). Harga per malamnya Rp 200.000 untuk 1 orang.
|
New Lucky House 9th Floor, Nathan Road, Pulau Kowloon, Hong Kong |
Sesampainya di apartemen kami agak melongo sesaat sih karena ekspektasi yang udah diturunin satu tingkat lebih rendah dari gambar yang diiklanin ternyata jauh lebih rendah lagi. Kenapa emang? Karena ruangannya sempit banget. Ga ada space buat sekedar parkir pantat bayangin aja. Mau sekedar lewat aja harus ngusir temen dulu *minggir lu Kristen Stewart mau lewat* *engga sih ga kayak gitu*. Emang udah tipikal tempat tinggal di Hong Kong. Lahan sempit dan jumlah manusia semakin hari semakin banyak makanya harga properti juga mahal. Cuma Miliarder kayaknya yang bisa beli mansion mewah dan luas di sini. Tapi nyaman sih kalo untuk sekedar bobo. Ada AC, TV (walaupun ga dinyalain karena ga ngerti juga bahasanya), Water Heater, Hair Dryer dan Toileteries. Ohiya mau ngingetin, lubang stop kontak di Hong Kong dan Macau nih ada 3 jadi temen-temen yang mau ke Hong Kong harus beli steker kaki tiga dulu buat jaga-jaga kalo host ga nyediain adapter. *BTW ga kepikiran buat foto kamarnya, cari aja di Airbnb yah*
Kami nyampe di apartemen sekitar jam 2 siang. Mandi, makan sisa bekal, sembahyang, langsung lanjut jalan ke Causeway Bay dan Victoria Harbour untuk liat Symphony of Light *ga ada capeknya ya kita*. Ohiya mau ngingetin lagi, nyari makanan halal di sini susahnya minta ampun. Saran kami bagi yang Muslim mending bawa bekal bubur dan mie instan karena makanan yang dijual di Sevel pun rata-rata juga ga halal. Ada alternatif lain sih, kalian bisa beli makan di McD karena sejauh ini McD tidak menjual bahan makanan yang haram. Selebihnya Bismillah aja.
Untuk ke Causeway Bay, kami nyoba naik bus (tipe bus di Hong Kong ini double decker). Untuk nyari pengalaman baru dan pastinya nyari ongkos yang lebih murah. Dari apartemen jalan kaki sedikit menuju halte pemberhentian bus No 102 di bawah jembatan layang (lupa nama haltenya). Cari aja rutenya lewat google map, ditiap halte ada no bus dan papan rute. Harganya lebih murah dari MTR, cuma HKD 17 (Rp 30.000) untuk ukuran nyebrang pulau dengan jarak 7 KM. Sistemnya masih sama kayak naik bus di Singapura atau negara-negara maju lainnya. Jadi jangan samain kayak naik miniarta yang bisa turun dan naik kapan aja yak. Kalian harus masuk lewat pintu depan dari halte pemberhentian, tapping Kartu Octopus (posisi ada di samping supir, btw kalo bayar cash harus uang pas karena ga dikasih kembalian), naah keluarnya lewat pintu tengah sesuai dengan halte terdekat tempat kalian mau turun. Causeway Bay ini letaknya di Pulau Hong Kong dan dapet julukan Times Square nya Hong Kong karena pusat perbelanjaan barang-barang branded reuni jadi satu di sini. Yaaahh kami sih cuma foto-foto aja
|
Causeway Bay, Pulau Hong Kong, Hong Kong |
Setelah ini kami lanjut ke Victoria Harbour untuk lihat pertunjukan Symphony of Lights. Kalian juga bisa lihat dari Avenue of Stars. Sayangnya Avenue of Stars masih direnovasi padahal spot paling bagus untuk lihat pertunjukkan. Gue suka banget vibes di sekitar Victoria Harbour karena berasa lagi di Manhattan. Emang bener sih kata orang-orang kalo Hong Kong ini kota kembarnya New York. Ohiya Symphony of Lights ini pertunjukkan lampu tembak warna-warni dan musik dari gedung pencakar langit di sebrang pulau (kalian lihatnya harus dari Pulau Kowloon). Pertunjukan ini gratis yang dimulai dari pukul 8 malam *Aha ku suka yang gratis-gratis*. Kalian bisa naik MTR lalu turun di Stasiun East Tsim Sha Tsui. Untuk rutenya bisa lihat petanya ya karena tergantung dari posisi dimana kalian berangkat. Pembacaan rute kereta di Hong Kong ini sangat sangat gampang karena petunjuknya tuh dipajang sangat jelas. Bahkan kami merasa lebih gampang naik MTR di Hong Kong ketimbang naik CL di Jakarta. Sumpah, gue pribadi masih bingung banget harus naik dari jalur mana menuju mana kalo lagi beredar di Jakarta. Harus banget nanya satpam dulu baru ngerti. Kalo di Hong Kong, gue jamin dengan hanya modal peta MTR lo ga bakal kesasar. Untuk seterusnya, kami bakal ngasih tau stasiun pemberhentiannya aja yah.
|
Victoria Harbour, Tsim Sha Tsui, Pulau Kowloon, Hong Kong |
HARI KETIGA (12 April 2018) : HONG KONG DISNEYLAND
|
Hong Kong Disneyland, Pulau Lantau, Hong Kong |
Salah satu tujuan utama kami
pergi ke Hong Kong yaa tempat ini. Karena Disneyland ini adanya cuma di
Shanghai, Tokyo, dan terakhir Hong Kong untuk kawasan Asia dan akan sangat
mubazir kalo main ke Hong Kong tanpa Disneyland. Jadi kami memutuskan untuk seharian
penuh main-main bersama Mickey dkk di Disneyland karena kabarnya Disneyland
punya pertunjukan parade dan kembang api yang super keren di akhir penutupan.
Harga tiket masuk Disneyland memang dipatok cukup besar. Untuk on the spot,
harganya HKD 619 (atau Rp 1.098.000). Sekali lagi, karena kami
traveler hemat, kami nyari tiket yang lebih murah pastinya. Waktu itu kami mesan
lewat Traveloka karena penukaran tiket aslinya gampang berdasarkan review.
Mayan lah bisa dapet Rp 950.000 (hemat Rp 148.000). Bener banget, penukarannya
pun cukup gampang. Tinggal kasih voucher yang udah lo print ke cici atau koko
penjaganya, kasih senyum, bilang thankyou jangan lupa karena kalo bilang maacih
dia ga ngerti, udah deh masuk. Ohiya sebelum masuk gerbang utama, ada pemeriksaan
makanan dan barang-barang berbahaya. Tipsnya kalo mau bawa makanan, taruh
makanan di tas kamera, karena kebanyakan ga diperiksa. Karena mereka mikir
isinya kamera *masa sih*. Tapi menurut gue pribadi, pemeriksaannya ga terlalu
ketat sih. Buktinya gue bisa lolos menyelundupkan roti yang gue beli dari
Cibinong. Btw biaya hidup di Hong Kong ini sangat besar. Menurut beberapa
artikel yang gue baca, Hong Kong masuk ke dalam daftar 10 besar kota termahal
di dunia. Harga makanannya dipatok kira-kira 3 kali lipat dari harga pasaran di
Indonesia dan harga di Disneyland dipatok 2 kali lipat dari harga pasaran di
Hong Kong. Wah gelaseh lo bayangin aja harganya berapa. Yaa kira-kira kalo mau
makan 1 porsi nasi goreng di area Disneyland harus rela-rela ngeluarin HKD 149
(Rp 264.000). Parahsih habis makan bukannya kenyang malah mencret. Sebagai traveler
hemat, gue sangat bersyukur sisa roti dari Cibinong masih ada dan ga jamuran *anjir jamuran, udah berapa hari emang?*.
Disneyland Hong Kong ini dikelola oleh Hong Kong Disneyland Resort. Di sini juga banyak
hotel bintang 5 yang tersedia bagi traveler yang budgetnya berkecukupan. Untuk
ke Hong Kong Disneyland dengan MTR, kalian bisa turun di Stasiun Sunny Bay yang letaknya di Pulau Lantau, dilanjut menuju Stasiun Disneyland Resort naik kereta yang super lucu
bertemakan Disney.
|
MTR Hong Kong Disneyland |
Hong Kong Disneyland ini menyediakan 7 area bermain, yaitu
Fantasyland, Adventureland, Grizzly Gulch, Mystic Point, Tommorowland, Toy
Story Land, dan Main Street USA. Nah setiap area ini terdiri lagi dari 2 - 10
wahana permainan. Memang sih wahana di Disneyland ini dirancang untuk anak-anak
sehingga tidak terlalu menegangkan, cenderung untuk edukasi. Kami yang sudah
remaja beranjak tua merasa seperti anak-anak (remaja kepala dua). Bagi kalian
yang ga demen permainan ecek-ecek, bisa mengunjungi area Toy Story Land dan
Grizzly Gulch. Mayan serem, ada kereta mundurnya bikin perut ser-seran (btw
kami ga naik, karena ngeliatnya aja udah ser-seran, takut jackpot, yang ada Rp
950.000 kebuang sia-sia gara-gara keburu gakuat naik wahana yang lain, traveler
hemat ga boleh boros soalnya). Permainannya mulai dari yang gadanta (ngantri
cuma buat putu-putu sama kingkongnya Hans Solo *gue lupa namanya siapa, bukan pecinta Star Wars soalnya *anjirr
kaget pas masuk gue pikir Om Wowo (re:
Genderuwo)) sampe yang mayan bikin melongo karena takjub (apaan namanya
yak, dah pokonya cobain aja sendiri). Tapi yang bikin kami kecewa ini icon
utama Disneyland lagi direnovasi (Re:
Sleeping Beauty Castle), yaaah jadi gabisa putu-putu ala anak-anak hitzz.
Ehh bener loh semua rasa kecewa kebayar dong sama parade diakhir penutupan.
Jadi semua karakter Disney pada keluar semua menyapa pengunjung. Kira-kira
hampir 1 jam parade ini berlangsung, dibarengi dengan pertunjukan lampu tembak
dan musik ala-ala Disney. Wow keren lah pokoknya kayak berasa di negeri dongeng.
Lokasinya di Main Street USA (gerbang utama Disneyland).
|
Main Street USA Hong Kong Disneyland |
Sebenernya banyak sih
yang pengin diceritain cuma nanti jadi spoiler. Daaaaah yaa capek udah jam
20.30, lapaknya mau ditutup. Btw Disneyland ini dibuka dari pukul 10:00 –
20:30. Tadinya mau mampir dulu ke Night Temple Market atau Ladies Market di
daerah Mong Kok untuk nyari oleh-oleh cem di Tanah Abang tapi kok rasanya bantal
di apartemen udah manggil-manggil. Karena kami mikir juga besoknya khawatir tepar
dan malah bangun kesiangan, jadinya langsung pulang untuk istirahat. BERSAMBUNG PART 2
|
Pose sama Karakter Disney |